JAKARTA, jayaposnews.co.id – Walikota Jakarta Utara, Dr.Ali Maulana Hakim pada saat acara pelantikan sejumlah pejabat eselon III dan IV di Ruang Bahari Lt 14 Kantor Walikota Jl. Yos Sudarso Tanjung Priok, Jumat (5/3/2021).
Walikota mengatakan, para pejabat yang baru dilantik dituntut siap-siaga, berdaya saing, transparan dan akuntabel, sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Pergantian jabatan dan mutasi adalah hal yang biasa dan lumrah agar tercipta dinamisasi manajemen yang lebih baik, cepat, tepat dan efektik dalam rangka percepatan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta,” ujar Walikota usai pelantikan.
Hanya saja, Arahan dan pesan moral yang disampaikan pimpinannya dianggap angin lalu oleh sebagian oknum pejabat di Kota Administrasi Jakarta Utara yang baru seumur jagung menjabat dan digaji dari uang rakyat.
Pasalnya, ketika dipertanyakan terkait Ratusan buku pelajaran yang rusak akibat kelalaian pihak sekolah (SD Negeri Semper Barat 13, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara), dengan menggunakan anggaran dana BOS/BOP Tahun 2019/2020 dari APBN/APBD, dengan menggunakan uang rakyat melalui pajak yang dibayar oleh rakyat.antara lain:
Dan mempertanyakan terkait Proposal yang diajukan pihak SD Negeri Semper Barat 13 ke sejumlah perusahaan di lingkungan Sekolah antara lain,1). PT.Komatsu. 2). PT.Justus, 3). PT.Trans Maju, 4). PT.Volvo. 5).PT. Super Krane dan juga ke Salah satu BUMN ( PLN) dan juga dengan Dinas LH, Sudin Olah Raga hingga Sudin Pertamanan.
Dengan pertanyaan Apakah belum cukup anggaran yang diberikan Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI. Berdasarkan RKAS Tahun 2020 bahwa anggaran di SD Negeri Semper Barat 13, Rp.1.485,776, 741 dan total belanja murni dan rincian Rp.1.486.676.741.
Untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan sementara gedung sekolah tidak dilakukan pemeliharaan seperti pengecatan. Tampak dinding gedung catnya sudah pada kropos dan terkelupas, disamping ruangan sekolah tampak kumuh dan plafon juga warna warni bekas genangan air, lantas dikemanakan anggaran tersebut belum lagi dari beberapa perusahaan.
Selanjutnya, terkait rumah dinas yang berada di kompleks SD Negeri Semper Barat 13, menurut sumber yang layak dipercaya, “konon katanya rumah dinas tersebut dikomersilkan kepala sekolah dan ironisnya sebagian yang menempati rumah dinas bukan guru yang mengajar disekolah melainkan diluar guru yang mengajar di SDN Semper Barat 13 dan siapa yang menerima hasil sewa rumah tersebut ?,”ujar sumber dan tidak disebut namanya.
Dijawab.“Kepala sekolah tidak pernah mengemis dan bahkan meminta buku ke perusahaan yang disebut, Sekolah membangun kemitraan dengan perusahaan tersebut dalam melakukan berbagai kegiatan pendidikan. Perusahaan tersebut bersedia menjadi CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai bentuk dukungan kepada sekolah yang saat ini sedang mempersiapkan lomba sekolah sehat (LSS),”jawab Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara 2.
“Perusahaan tersebut berada di wilayah sekolah. Bentuk CSR berupa buku cerita. Adapun bukti bentuk kerjasama CSR antara perusahaan tersebut pun berbeda-beda sesuai dengan kemampuan perusahaan.Hanya PT. Komatsu yang memberikan dukungan CSR berupa buku Cerita. Adapun bentuk kerjasama antara perusahaan dengan sekolah menjadi salah satu nilai penting dalam penilaian mutu sekolah.”
“Klarifikasi ratusan buku pelajaran rusak terkena banjir pada Tahun 2019, Buku-buku itu terletak di ruangan Perpustakaan yang berada di lantai bawah saat banjir, Buku tersebut tidak dapat terpakai karena rusak dan masih dalam pengajuan pemusnahan, SD Negeri Semper Barat 13,” jawab Purwanto melalui screenshot Ade Budiman.
Ketika ditanya, Apakah buku pelajaran tersebut menggunakan uang rakyat dan kenapa pihak sekolah tidak langsung mendistribusikan kepada murid/siswa, untuk digunakan dan juga untuk menghindari banjir. Ironisnya, malah meletakkan begitu saja. Artinya pihak sekolah lalai atau membiarkan begitu saja, padahal sangat tau kondisi daerah tersebut.
“Jangan-jangan ini hanya akal-akalan kepala sekolah untuk menutupi boroknya dan tidak masuk akal”. Dari dulu daerah ini adalah daerah banjir, bahkan tahun 2007 diera Gubernur Fauzi Bowo daerah ini tergenang air kurang lebih 150 cm.
Ketika dpertanyakan, apakah masih kurang anggaran sekolah dan buku tersebut rusak akibat banjir, tentu merupakan unsur kelalaian dan bagaimana tanggung jawab kepala sekolah, mohon tanggapannya ?
Purwanto menjawab dengan emosi,”Tolong baca dengan cermat dan fahami.
Jaya Pos News : “ maklum Pak, saya ngga punya pendidikan tinggi seperti bapak.
Purwanto mengatakan, “makanya jangan cari-cari kesalahan orang melulu,”
Jaya Pos News.“ Maksud bapak ?
Purwanto menjawab : Mengorek-ngorek sekolah melulu.
Jaya Pos News. “Terus temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan-Red), Perwakilan Pemprov. DKI Jakarta, apakah termasuk juga mengorek-mengorek kesalahan, kalau begitu usulkan saja pak undang-undangnya supaya dihapus.
Purwanto Menjawab: “Kita semua bekerja berdasarkan aturan yang ada termasuk gimana cara belanja, penghapusan, dll ada sistemnya secara digital,” ujarnya mengakhiri dan langsung memblokir percakapan WhatsApp miliknya akhirnya putus komunikasi. Jumat.(23/07/2021) tepat pukul 13:45 Wib.
Diwaktu yang berbeda, menurut pengakuan Wakil Kepala Sekolah,“bahwa rumah dinas tersebut jumlahnya 10 unit dan 5 unit ditempati oleh guru yang mengajar di SD Negeri Semper Barat 13, dan untuk yang 5 unit lagi dan langsung aja dipertanyakan kepada Ibu Kepala Sekolah, Sri Sumartini,S.Pd. M.Si. saya baru 6 tahun disini,” ujar Suwondo. Kamis.(22/07/2021). tepat pukul 12:03 Wib.
Hasil penelusuran Tim Aliansi di SD Negeri Semper Barat 13 dan pengakuan Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara 2, sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan terkesan melindungi bawahannya, dengan pernyataannya, “Hanya PT.Komatsu yang memberikan dukungan CSR berupa buku Cerita,” jawab Purwanto dan membuktikan dirinya, asal terima laporan.
Fakta dilapangan, beberapa perusahaan memberikan bantuan, ada yang berwujud wujud uang dan ada juga yang memberikan wujud phisik .antara lain :
Bantuan tiang basket dari PT.Super Crane, melalui proposal yang dibuat Kepala Sekolah sesuai dengan pengakuan beberapa perusahaan. Proposal ke PT. Justus dengan bantuan pembuatan taman bacaan.
Proposal ke PT.Lemon dan memberikan bantuan berupa cat lapangan sekolah dan cat dinding sekolah, Pengakuan sumber, “bahwa pihak sekolah juga tidak melakukan pekerjaan ke pihak ketiga CV/PT melainkan dikerjakan sendiri oleh kroni-kroni kepala sekolah dan cat juga tidak dibeli, melainkan bantuan dari PT Lemon.
Pengakuan, Sri Sumartini,S.Pd.M.Si selaku Kepala Sekolah, “bahwa pekerjaan pemeliharaan SDN SB 13 dipihak ketigakan,Hanya saja ketika ditanya CV/PT apa yang melaksanakan tolong tunjukkan CV/PT nya. Dan siapa yang membuat RAB (Rencana Anggaran Belanja), di jawab dengan enteng,” Bendahara sekolah, dan ketika diminta CV/PT yang melaksanakan kegiatan, dirinya tidak menjawab, melainkan dirinya mengatakan mau rapat,” ujar Sri Sumartini bergegas dan mencoba menghindar.
Proposal ke Instansi / beberapa Suku Dinas di Jakarta Utara dan Dinas.antara lain:
Proposal ke Sudin Pertamanan dan memberikan bebera ratusan tanaman dan berupa bunga
Proposal ke Sudin Perikanan dan juga memberikan bantuan berupa bibit ikan.
Proposal ke Sudin Kebersihan Jakarta Utara dan memberikan Tong sampah. Namun PLN yang disamping Pemadam Kebakaran sumbangannya ditolak oleh pihak sekolah dengan alasan tertentu.
Lebih lanjut dikatakan,“sebagian lagi buku pelajaran terendam akibat kelalaian pihak sekolah. Diduga kepala sekolah berdalih untuk menutupi kebobrokan penyimpangan penggunaan anggaran, mengelabui, seakan-akan buku tersebut penuh,” ujar sumber dan tidak disebut namanya.
Ketua LSM Antara, Anton angkat bicara, “Tidak masuk akal, masak tidak tau kondisi di wilayahnya, apalagi daerah ini daerah banjir, dan beliau mantan Kepala sekolah SDN Sukapura 04.,juga tinggal di Sukapura. aneh kecuali beliau tinggal di Pondok Indah,”ujarnya dan tidak segampang itu percaya lantas tanggung jawabnya dimana ?
Pertanyaan, “siapakah yang bertanggung tanggung jawab terkait buku yang rusak akibat kelalaian kepala sekolah ?. Buku tersebut dibeli pakai uang rakyat dari penerbit atau percetakan dan bukan gratis. Bagaimana dengan proses belajar mengajar, dan saat ini masih melalui online ?” ujar Anton dengan geram.
Untuk itu, Anton P mendesak Kepala Inspektorat Provinsi dan Kepala Irbanko Jakarta Utara,guna melakukan pemeriksaan terhadap kepala Sekolah SDN Semper Barat 13 dan mengusut dugaan penyimpangan anggaran dana BOS/BOP di sekolah tersebut dan juga ratusan buku yang rusak akibat kelalaian tidak merawat dan menyimpan buku pada tempatnya,” tegas Anton P.
Tidak hanya itu, Herman mengatakan, “kenapa pihak sekolah meletakkan begitu saja, dan kenapa tidak langsung membagi ke murid untuk dipergunakan dan kenapa buku tersebut dibiarkan menumpuk, bukankah buku tersebut untuk dipergunakan murid untuk belajar ?” ungkap Herman kecewa, mengaku warga Semper Barat, saat ditemuin di samping sekolah.
Berdasarkan fakta dan hasil penelusuran Tim Aliansi, “sesuai RKAS Tahun 2020 belanja kegiatan SD Negeri Semper Barat 13, Sebesar Rp, 1.485.776.741 total belanja murni dan total rincian Rp. 1.486.676.741.ini hanya tahun 2020, belum lagi untuk Tahun 2019.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara 2, Purwanto sepertinya asal terima laporan sepihak (pihak sekolah-Red) , harusnya croschek dulu sesuai dengan fakta yang sebenanya.Ironisnya, malah menutupi kebobrokan bawahannya, jangan-jangan telah terjadi setali tiga uang” ujar Ketua DPD LIPRI. (Lembaga Independen Pemerhati Reformasi Iindonesia)
“Membuktikan mental pejabat zaman now anti kritik dan tidak siap dikritik, Padahal sudah disumpah dengan kitab suci tapi masih korupsi, merekalah penghianat bangsa dan tidak sesuai dengan PP No.53 Tahun 2010 tentang Dispiln PNS, Apakah masih kurang Gajinya dan TKD, Sertifikasi dan lain-lain,”tegas CAS Simanjuntak,Kamis.(23/07/2021).
Pasalnya, ratusan buku pelajaran rusak dan tidak bisa dipergunakan dengan sia-sia padahal buku tersebut dibeli dari hasil keringat rakyat melalui pajak yang dibayar oleh masyarakat. Salah satu judul buku yang berhasil diabadikan photonya, Buku Siswa SD/MI Kls IV. Peduli Terhadap Makluk Hidup. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2016.
Berdasarkan laporan pencairan dana BOS Reguler SDN 13 Semper Barat Tahap ke 2 (Kementerian Pendidikan ) Tahun 2020, jumlah siswa kurang lebih 630 membutuhkan buku paket untuk dipergunakan belajar. Lantas bagaimana nasib siswa-siswi dan bagaimana mereka mengikuti pelajarannya. Menurut sumber informasi yang dihimpun,”sebagian murid terpaksa membeli buku dan sebagian lagi meng copy buku paket untuk bisa mengikuti proses belajar.
Hingga berita ini diturunkan, Kasatlak Pendidikan Kecamatan Cilincing, Palem beberapa kali dihubungi dan mempertanyakan terkait SD Negeri Semper Barat 13, tidak meresponnya dan bahkan memilih bungkam. (Parulian/Tim )
mataplah
oke