LSM FORKORINDO: Proyek Sumur Resapan DKI Jakarta Diduga Menghamburkan Uang Rakyat

JAKARTA, jayaposnews.co.id — Ketua umum DPP LSM Forkorindo Tohom. TPS.SE.SH.MM, heran melihat anggaran yang digelontorkan  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dinilai tidak tepat sasaran dan mubajir.
Pasalnya, penggunaan dan penempatan anggaran dalam penataan atau penanganan penangulangan banjir di Ibu Kota, menggunakan anggaran  yang tidak sedikit jumlahnya, Ironisnya lagi, Ratusan milliar rupiah dianggarkan untuk Pembangunan sumur resapan.
Menyikapi hal tersebut, Tohom menilai, bahwa penggunaan anggaran  tersebut patut dipertanyakan, untuk Pelaksanaan Pekerjaan dilapangan kuat dugaan asal jadi dan tidak  sesuai dengan yang diharapkan,”tegas Tohom.
Fakata  di lapangan, bahwa proyek tersebut harus membongkar dan mengorbankan  Jalan Trotoar yang masih layak dipergunakan. Sebab pekerjaan tersebut baru tahun kemarin selesai serah terima pekerjaan ke  Dinas Bina Marga Provinsi DKI selaku Pengguna Anggaran.
Namun dengan adanya, proyek sumur resapan tersebut,  trotoar menjadi korban akibat proyek sumur resapan, tidak tertutup hal ini tidak direncanakan dengan matang,”ungkap Tohom kepada sejumlah awak media.
Lebih lanjut dikatakan, “ untuk pelaksanan pekerjaan sumur resapan yang berada di Wilayah Jalan DI. Panjaitan Jakarta Timur, “ Supaya pelaksanaan  pekerjaan tersebut ditinjau ulang. Diduga pada saat pelaksanaan  pekerjaan  sumur resapan tersebut,   diapit dua saluran yang baru saja selesai di bangun, lantas bagaimana dengan aset tersebut ?
Menanggapi hal tersebut, Tohom sangat geram, “bagaimana mungkin Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melakukan kegiatan,  tidak tepat sasaran, fungsi  saluran yang baru dibangun dengan sumur yang baru dibangun sama untuk menanggulangi banjir,  tapi proyek tersebut terkesan dipaksakan, fungsi dan efisensinya patut diduga hanya untuk menghambur-hamburkan uang rakyat, pada hal banyak masyarakat di Jakarta butuh uluran tangan untuk menyambung hidup.

Ironisnya lagi, Kata Tohom. “kegiatan pembuatan sumur resapan pada jalur BKT persis di Jalan. Konel Sugiyono, Kecamatan Duren Sawit, Juga menuai kontroversi dan cibiran dari berbagai kalangan masyarakat.
Tidak masuk akal, “jarak sumur resapan dengan BKT, hanya sekitar 4-5 meter, namun Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta,  mengorbankan  Jalan Trotoar besar. Hal tersebut patut dipertanyakan,” tegas Ketua Umum DPP LSM Forkorindo Tohom. TPS.SE.SH.MM
Diwaktu yang berbeda,  Ketua Harian LSM-Amanat Anak Rakyat (LSM-ANTARA), Anton. P mengatakan,  ke awak media di kantor di wilayah cakung disamping proyek dari Dinas Sumber daya air pemerintah provinsi DKI Jakarta memerintahkan Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Administrasi Jakarta Timur dengan lokasi yang sama kecamatan Duren Sawit bahwa pembuatan sumur resapan yang berada di kelurahan rawabunga (peningkatan sarana, prasarana dan utilitas di kelurahan rawa bunga), dengan menelan anggaran/ biaya Rp.3.430.193.603, oleh   PT. Mega Bintang Abadi.
“Fungsi pembuatan sumur resapan tersebut diduga hanya buang-buang angaran,  karena pada pelaksanaan pekerjaan  pengalian sudah mengandung air (keluar air). Hal tersebut patut dipertanyakan,“mau meresap kemana lagi, jikalau hujan turun, galian hanya  dengan kedalaman 2 meter hingga 1 meter, sudah mncul air dari galian tersebut,” ujar Anton.

Ketua Harian LSM – ANTARA, “akan menindak lanjuti ke Intansi yang berkompeten untuk dilakukan evaluasi kembali terhadap kegiatan yang diduga menjadi ajang memperkaya diri sendiri, juga dengan perencanaan asal jadi,” terang Anton.
Hal yang sama, Ketua Umum LSM – FORKORINDO, “dalam waktu dekat akan menyurati unit terkait guna mengklarifikasi kegiatan yang diduga tidak tepat sasaran dan bahkan dinilai hanya buang- buang uang rakyat. Dan tidak tertutup kemungkinan langsung menyurati Aparat Penegak Hukum.” Jelas Tohom. (Timbul Sinaga)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *