Tumpukan Alat Berat Yang Rusak UPS Badan Air Dinas LH DKI Jakarta di Nagrak Cilincing

Jakarta, Jayaposnews.co.id – Perawatan alat berat yang ada di Unit Pengelola Sampah (UPS Badan Air) Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta dipertanyakan. Pasalnya, saat ini banyak terlihat alat berat milik UPS Badan Air Dinas LH dalam keadaan rusak dan dibiarkan menumpuk, seperti di Nagrak Jalan Inspeksi Kirana, Cilincing, Jakarta Utara.

Ironisnya, alat berat yang rusak dan tanpa perawatan tersebut sudah sekian lama dibiarkan tanpa ada terlihat perbaikan dari Instansi terkait. Tumpukan alat berat di Nagrak misalnya, sudah ber tahun tahun dibiarkan teronggok tanpa perbaikan, bak menjadi besi tua yang tidak berguna. Padahal anggaran jalan terus.

Pembiaran alat berat tanpa adannya perawatan tersebut layak dipertanyakan ke UPS Badan Air Dinas LH DKI Jakarta. Kemana anggaran perawatan alat berat UPS Badan Air selama ini dan apa alasannya alat berat tersebut dibiarkan menumpuk di gudang wilayah Cilincing.

Alat ini setelah media bersurat sedang dalam perbaikan, tapi sebelumnya sudah pernah diperbaiki menelan biaya hampir miliar an tapi tetap rusak

Dari pantauan media Jaya Pos News di lapangan, Selasa (27/5/2025) di Jalan Inspeksi Kirana wilayah Cilincing, Jakarta Utara menjadi tempat penyimpanan alat berat. Tampak terlihat ada beberapa alat berat yang sudah rusak terparkir di lokasi tersebut, dan dibiarkan begitu saja, seolah alat berat tersebut bak tumpukan sampah besi dan tak berharga.

Seperti terlihat alat berat ini sudah tidak utuh hanya ada kabinnya


Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Kepala UPS Badan Air Dadang Cahya Rusdiana dalam surat konfirmasi Jaya Pos News No. 003/SK/JPN/VI/2025 yang menanyakan tentang anggaran perawatan alat berat per tahunnya dan beberapa poin dalam konfirmasi media menjawab dengan surat balasan No. 8632/HM. 03.01 dalam suratnya mengatakan bahwa anggaran perawatan alat berat UPS Badan Air adalah Rp. 18.939.189.957 ( delapan belas miliar sembilan ratus tiga puluh sembilan juta seratus delapan puluh sembilan sembilan ratus lima puluh tujuh rupiah), anggaran yang sangat fantastis utuk perawatan dengan jumlah alat berat 141 unit atau 2,9% dari total nilai aset alat berat Rp 644.157.396.678.
Dengan anggaran yang sangat fantastis itu UPS Badan Air belum mampu memperbaiki alat berat yang rusak.

Dan anehnya lagi mekanik PJLP UPS Badan Air sering sekali memperbaiki alat berat sendiri dengan mengkanibal sparepart, untuk memperbaiki alat yang satu mengorbankan alat yang lain ahirnya alat yang diambil sparepart nya itu menjadi rongsokan besitua tidak bisa lagi diperbaiki seperti yang terlihat digudang cilincing.

Anggaran pemeliharaan alat berat UPS Badan Air Dinas LH DKI Jakarta setiap tahunya cukup besar. Namun pertanyaan, kemana alokasi dana perbaikan alat berat itu digunakan, atau apakah anggaran perbaikan atau perawatan alat berat itu dijalankan tidak tepat sasaran, ataukah masuk pundi pundi oknum pejabat di Prasana dan Sarana mengingat anggaran ini adalah anggaran Prasar. Mungkin Tidak heran apabila ada oknum pejabat di UPS Badan Air yang menikmati fasilitas mewah seperti mobil mewah dengan harga kurang lebih setengah miliar.
Pertanyaan publik ini diharapkan menjadi masukan baik kepada Gubernur DKI Jakarta periode 2025-2030 bapak Pramono Anung. Jika perawatan alat berat UPS Badan Air Dinas LH DKI Jakarta tidak tepat sasaran, sebaiknya pak Gubernur DKI Jakarta selayaknya melakukan sidak dilapangan dan memberikan sanksi tegas kepada pejabat terkait yang dinilai tidak ber integritas dan tidak dengan bekerja baik.
Menurut warga sekitar Jalan Inspeksi Nagrak, alat berat itu sudah lama ditumpuk dan tanpa adannya perbaikan. Tak terlihat ada perawatan di gudang penumpukan alat berat di Nagrak.

Hal itu menimbulkan pertanyaan bagi sejumlah pihak. Apakah pihak Pemprov DKI Jakarta tidak ada menggelontorkan anggaran untuk perbaikan dan pemeliharaan alat berat tersebut, hingga dibiarkan rusak tanpa ada perbaikan, pada hal anggaran nya sampai belasan miliar per tahun. Dan hampir semua alat berat UPS Badan Air rusak, seperti di waduk Satria alat nya cuma bisa dayung tidak bisa berjalan dengan trek begitu juga alat berat yang standby di kali cakung drain, sama kerusakan nya semua ini kebih parah lagi semua hosenya sdh tidak ada, ibarat kata alat ini ibarat manusia nafas tinggal di leher, karena hanya arm nya yang bisa gerak. Itu salah satu contoh dan banyak lagi seperti tumpukan alat berat di KM 18 Daanmogot Jakarta Barat.

Akibat tidak ada perbaikan itu, para operator alat berat banyak yang hanya datang absen lalu terlihat hanya duduk, karena alat beratnya tidak bisa dioperasikan akibat rusak. Dan hal tersebut membuat para operator alat berat kebingungan dan hanya menunggu saja dan tidak bisa kerja.

Kepala Unit Penanganan Sampah UPS Badan Air pada Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Dadang Cahya Rusdiana dimintai penjelasan soal mengapa sparepart dikanibal untuk perbaikan alat berat padahal anggaran ada, dadang tidak memberikan jawaban dalam surat balasan nya, munkin beliau tidak mengerti atau hanya menerima laporan asal bapak senang. (Rosid)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *