Batam, Jayapos News
Banyak masalah perekonomian dari dulu hingga sekarang yang belum tuntas, dari menurunnya nilai tukar rupiah, masalah fiskal dan rendahnya pendapatan Negara dari ekspor. Permasalahan itu hingga sekarang belum bisa diselesaikan oleh Negara Indonesia. Seharusnya permasalahan tersebut bisa menjadi tantangan bagi pemerintah atau menjadi tugas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang pendek.
Salah satu masalah yang saat ini sangat berpengaruh untuk perkembangan ekonomi Indonesia yaitu permasalahan ekspor dan impor. Salah satu contohnya yaitu perkembanagn ekspor dan impor di kota Batam. Batam merupakan kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau dengan letak yang strategis dan merupakan kota industri. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia. Karena letak Batam yang sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia itulah salah satu penyebab berkembangnya ekspor dan impor di kota Batam. Perkembangan ekspor dan impor di kota Batam tidak selalu baik.
Persaingan yang terjadi antar industri sempat membuat lemahnya perekonomian di kota Batam. Namun, seiring berjalannya waktu kota Batam mampu menstabilkan dan meningkatkan kinerjanya sebagai kota industri. Menurut data BPS kota Batam, nilai ekspor kota Batam pada Oktober 2019 mencapai US$836,52 juta atau naik sebesar 10,97% dibandingkan nilai ekspor pada bulan September. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perekonomian kota Batam.
Perkembangan ekspor migas pada bulan Oktober 2019 mencapai US$148,77 juta, ekspor nonmigas pada bulan Oktober 2019 mencapai US$687,75 juta atau turun 8,77% dibandingkan dengan bulan September 2019. Kegiatan ekspor di Batam bulan Oktober 2019 dibandingkan September 2019 naik sebesar 12,78%, yaitu dari US$753,86 juta menjadi US$836,52 juta.
Kenaikan nilai ekspor pada bulan Oktober 2019 disebabkan oleh naiknya ekspor pada sector migas
sebesar 816 ribu persen. Dibandingkan dari bulan sebelumnnya ekspor kota batam pada sector migas sebesar 13,67 persen.
Negara dengan tujuan ekspor kota batam selama bulan Janiari-Oktober 2019 dengan nilai terbesar ke negara singapura yaitu mencapai US$3.393,14 juta atau setara dengan 48,11 persen dari total ekspor kumulatif Januari-Oktober 2019. Tetapi dibandingkan dengan periode sebelumnya Januari-Oktober 2018 ekspor kumulatif Singapura mengalami penurunan sebesar 10,15 persen. Selain negara singapura yang menjadi tujuan ekspor batam adalah Amerika, Tiongkok, Kazakhstan, Jepang, India, Prancis, Jerman, Spanyol dan Malaysia. Kesepuluh negara tersebut berperan sebesar 81,85 persen terhadap total ekspor kota Batam pada Januari-Oktober 2019.
Selain mengekspor Batam juga mengimpor barang dari luar negeri. Naik turunnya ekspor impor berpengaruh terhadap tingkat ekonomi dan pendapatan daerah.dari data BPS Kota Batam pada Oktober 2019 terjadi penurunan terhadap impor yang mencapai US$769,57 juta atau turun 1,44 persen. Penurunan tersebut disebabkan oleh nilai impor sector non migas sebesar 1,77 pesen.
Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya impor kota Batam mengalami kenaikan sebesar 3,91 persen, yaitu dari US$736,41 juta menjadi US$764,13 juta.
Kenikan nilai impor dalam bulan yang sama pada tahun sebelumnya disebabkan oleh naiknya impor pada sector non migas sebesar 3,76 persen.
Kondisi ekspor dan impor mengalami naik turun setiap tahunnya. Ketika ekspor lebih rendan dari impor pastinya hal ini kurang baik karena produktivitas rendah dan ketergantungan
impor tinggi. Oleh karena itu ekspor merupakan salah satu permasalahan yang harus diselesaikan
pemerintah. Untuk mengatasi penurunan ekspor hal yang harus dilakukan adalah menjaga ketersediaan bahan baku dan barang modal serta stabilitas harga barang modal pada harga internasional yang kompetitif, perluasan pasar ekspor, peningkatan ekspor jasa. Dengan melakukan beberapa cara tersebut diharapkan pemerintah mampu manaikkan nilai ekspor yang
dapat meningkatkan perekonomian daerah dan negara.(boy) Nova Marpaung
