Tri Adhianto: Sejumlah Proyek Strategis Nasional Jadi Salah Satu Penyebab Banjir

“Kenapa Banjir di Bekasi Lambat Surut? Begini Jawaban Wakil Wali Kota Tri Adhianto Tjahyono.”
KOTA BEKASI, jayaposnews.com — Hujan deras mengguyur membuat sejumlah wilayah di Kota Bekasi kebanjiran. Insiden banjir atau genangan di sejumlah wilayah Kota Bekasi yang terdampak dan terbilang sangat sulit untuk surut.
Lalu, kenapa banjir di Bekasi lambat surut hingga membutuhkan waktu cukup lama atau berhari-hari? Pertanyaan itupun dijawab Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono. Ia tak menampik, insiden banjir seperti di Perumahan Pondok Hijau Permai (PHP) perlu memakan waktu berhari-hari untuk surut.


Sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN), kata Tri jadi salah satu penyebab banjir di wilayah selatan Kota Bekasi tersebut.

Pengerjaan PSN seperti lintasan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, kereta cepat Jakarta-Bandung hingga proyek pembangunan jalan layang, menyebabkan menyempitnya area resapan air.
“Sangat berpengaruh (PSN), makanya kenapa sekarangpun hujan sebentar, kemudian kita rasakan 30 menit sampai satu jam sudah ada kenaikan terkait dengan volume air,” kata Tri saat dikonfirmasi, Kamis (17/6/2021).
Pemkot Bekasi telah merencanakan beberapa langkah komprehensif guna meminimalisir dampak banjir. Hal itu untuk mengurangi beban debit air yang ditampung di DAS Rawalumbu. “Kalau secara kota untuk yang ada di DAS Rawalumbu kita bicara DAS Rawalumbu itu adalah kita penambahan long storage.”

“Jadi bukan menambah tinggi, tetapi kita memperdalam ada segmen yang sudah kita lakukan di sekitar Bojong Menteng tetapi ini belum menyeluruh ke itu,” ucapnya.
Pihaknya dalam waktu dekat juga akan melakukan proyek normalisasi di DAS Rawalumbu dampak menurunnya daerah resapan air akibat PSN bisa dikurangi.

“Karena memang beban DAS Rawalumbu menjadi semakin berat, karena seluruh catchment area (daerah tangkapan air) bertambah.”

“Ditambah ada penyempitan terkait dengan proyek kegiatan pembagunan LRT, ada pembangunan jalan layang, jadi saya kira itu,” ungkap Tri.

Butuh Waktu Berhari-hari Surut
Kawasan Perumahan Pondok Hijau Permai (PHP), Kecamatan Rawa Lumbu, Kota  Bekasi menjadi satu-satunya wilayah yang masih tergenang banjir akibat tingginya intensitas hujan pada Selasa (15/6/2021) malam kemarin.
Meski hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut hanya beberapa jam saja, namun butuh beberapa hari agar genangan air surut.

“Hujannya sih sejam atau dua jam, tapi kalau banjir di sini bisa sampai 3 hari,” kata Andika Tama, Ketua RT 05/03 PHP saat ditemui di lokasi, Rabu (16/6/2021).

Banjir saat ini adalah untuk yang ketiga kalinya dirasakan warga PHP, sejak Januari 2021 lalu.
Andika mengatakan, genangan yang terjadi pada hari ini lebuh cepat surut dibandingkan banjir di bulan Februari. “Ini mendingan, baru sehari air yang tadinya sepaha, sekarang siang sudah jadi sebetis. Kemarin pas Februari, baru surut setelah 5-7 hari.”
“Waktu itu tinggi karena banyak sampah yang nyangkut, kalau sekarang mah sedikit sampahnya,” ujarnya.

Pria yang tinggi di kawasan tersebut sejak tahun 1995 ini, paham betul akan kondisi wilayahnya. Ketika masih banyak resapan air dan belum banyak perumahan, sedikit pun kawasan tersebut tak pernah dilanda banjir. Hingga kemudian, pembangunan kawasan yang tak memperhatikan lingkungan menyebabkan warga kebanjiran sejak 2005 lalu.

“Dulu masih banyak sawah, perumahan sedikit, banyak kebun. Jadi resapan airnya banyak walaupun kawasan ini memang ada di cekungan. Awal banjir itu 2005, pas sudah banyak perumahan, gedung, ruko,” kata Andika.

Sebenarnya, terdapat polder yang terletak di belakang kawasan komplek. Embung tersebut bahkan cukup besar untuk menampung debit air. Namun, minimnya resapan air menyebabkan air tertahan. Kali buatan yang dibuat oleh pengembang malah membuat kondisi banjir semakin parah.

“Padahal polder itu dalamnya 14 meter, kalau luasnya mungkin 1 hektar kurang ya. Kemarin saya lihat air itu penuh masuk polder malah setelah hujan. Banjirnya ini justru setelah hujan,” tuturnya.
Sementara itu, Lurah Pengasinan Juhasan mengklaim banjir tersebut terjadi karena beberapa saluran air yang tersambung menuju polder dipenuhi sampah.

“Kenapa sekarang banjir, artinya sekarang folder itu tidak maksimal, kemarin pintunya itu tidak bisa terangkat, jadi air yang dari tiga kelurahan itu masuk semua, nggak masuk ke polder,” kata Juhasan.
Penanganan banjir di kawasan PHP membutuhkan kerjasama antara wilayah, terutama kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan yang berbatasan langsung dengan PHP.

Permasalahan sampah yang menyumbat saluran menuju polder harus terintegrasi agar genangan air di sekitar wilayah cepat menyurut, termasuk program pembuatan saringan sampah di saluran air.

“Tentunya saya sudah berkoordinasi dengan Jatimulya, bahkan sebulan lalu sampah yang ada di perbatasan itu kita angkat. Baik pematusan gabungan kabupaten dengan kota.”

“Kebetulan intensitas hujannya besar, poldernya tidak bisa menampung, sehingga air tidak maksimal masuk ke dalam, air masuk kesini. Jadi ini limpahan air dari Bojongmenteng, Rawalumbu, sama Mustikasari,” tuturnya.

Banjir di Jalan Chairil Anwar Bekasi Bikin Kacau Lalu Lintas. Beberapa ruas jalan di Kota Bekasi tergenang banjir setelah dilanda hujan deras pada Selasa (15/6/2021) sore.

Imbasnya, kemacetan tak terhindarkan lantaran ketinggian air di beberapa ruas jalan cukup tinggi. Seperti yang terjadi di Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur, tepat dari titik Blue Plaza hingga Gedung DPRD Kota Bekasi.

Arus lalu lintas mengalami kemacetan yang sangat parah lantaran jalan tergenang. Bahkan, kemacetan terjadi hingga titik Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang  terutama, lalu lintas yang mengarah dari Bekasi menuju Cikarang.

Beberapa pengendara motor mengeluhkan tersendatnya lalu lintas lantaran kendaraan mereka cukup lama tertahan dan nyaris tak bergerak.

“Memang di sini jalur macet kalau pulang kerja, tapi biasanya enggak separah ini,” ungkap Felix (28) di lokasi.

Ia menceritakan, bahwa kendaraannya tertahan selama 30 menit akhirnya, ia memutuskan untuk melawan arus melewati jalur sebelah kanan yang diperuntukkan bagi kendaraan yang mengarah ke Jakarta.

“Ya daripada lama enggak sampai-sampai,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Agus Harpa mengatakan sebanyak delapan wilayah yang tersebar di empat kecamatan se-Kota Bekasi, terendam banjir.

Empat kecamatan tersebut yakni Kecamatan Mustika Jaya, Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Rawalumbu dan Kecamatan Bekasi Selatan.

“Delapan titik di empat kecamatan dan lima kelurahan,” kata Agus Harpa melalui keterangan tertulis.

Dia menerangkan, terdapat dua titik banjir di Kecamatan Mustika Jaya. Yakni, Perumahan Mutiara Gading Timur Ruko Palazo dengan ketinggian 40 sentimeter dan Grand Permata Bekasi, Kelurahan Mustikajaya depan SMP 40 ketinggian 20 sentimeter.

Kemudian, terdapat satu titik banjir di wilayah Kecamatan Pondokgede. Yakni, di Perumahan Bukit Kencana Kelurahan Jatimakmur dengan ketinggian 15-20 sentimeter.

Selanjutnya, banjir juga merendam tiga wilayah di Kecamatan Rawalumbu. Yakni, Perumahan Pondok Hijau Permai Kelurahan Pengasinan dengan ketinggian 30 sentimeter.

Jalan raya Narogong km 7 Cipendawa RT 001/004 Bojong Menteng gang Nangka dengan ketinggian 50 sentimeter.
Perumahan Taman Narogong Kelurahan Pengasinan ketinggian kurang lebih 100 sentimeter atau satu meter.

Terakhir, banjir juga merendam wilayah Bekasi Selatan. Tepatnya, di Perumahan Taman Cikunir Indah, Kelurahan Jakasetia dengan ketinggian 40-50 sentimeter. “Total pengungsi dan korban jiwa nihil,” kata Agus. (Timbul Sinaga)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *