Bali, Jayapos News
Bali merupakan salah satu tempat wisata
populer di Indonesia dari sekian banyak
tujuan wisata di dunia. Dengan ibu kota yang
terletak di Denpasar, luas wilayah kurang
lebih 5.600 km2, dan populasi sebanyak lebih
dari empat juta jiwa, Bali masih memegang
teguh tradisi dan kebudayaannya. Budaya
yang khas dan kental dipadukan dengan
keindahan alamnya membuat banyak
wisatawan domestik maupun internasionl
tertarik untuk mengunjungi pulau ini. Budaya
bali memang terlestarikan dari generasi ke
generasi, bukan karena banyaknya wisatawan
yang datang, melainkan komitmen
penduduknya sendiri yang ingin terus
melestarikan kebudayaannya sehingga Bali
bisa dikenal oleh seluruh dunia.
Kabupaten atau kota yang paling banyak
menarik para wisatawan domestik maupun
internasional adalah daerah Badung. Daerah
ini memiliki pusat pariwisata terbanyak di
Bali dan sebagian besar wisata di daerah
Badung adalah wisata bahari yang terkenal
akan keindahannya, diantaranya adalah Pantai
Kuta, Nusa Dua, Tanjung Benoa, Jimbaran,
dan masih banyak lagi.
Dengan banyaknya tempat wisata di Bali,
jumlah akomodasi penginapan pun turut
menyumbang angka yang tinggi. Menurut
data BPS Provinsi Bali, jumlah hotel non
bintang pada tahun 2019 mencapai 4.323 unit.
Jumlah tersebut adalah jumlah hotel
berdasarkan jumlah kamar yang dimiliki.
Mulai dari hotel yang mempunyai kurang dari
10 kamar, 10-24 kamar, 25-40 kamar, hingga
lebih dari 40 kamar. Sedangkan jumlah kamar
pada hotel berbintang di Bali mulai dari
bintang 1-5 pada tahun 2018 mencapai 52.927
kamar. Jumlah hotel dan kamar tersebut
diperkirakan akan terus bertambah seiring
dengan perkembangan pariwisata bali.
Tingkat pertumbuhan di sektor pariwisata
tentunya tidaksebanding dengan tingginya
laju pertumbuhan penduduk dan migrasi di
Bali. Terbukti, pada tahun 2016, angka
pengangguran di Bali meningkat sebanyak 6,
76% dari tahun sebelumnya.
Pengangguran sangat erat kaitannya dengan
ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat.
Semakin banyak lapangan kerja,semakin
tinggi juga kesempatan penduduk usia
produktif untuk bekerja. Sebaliknya, semakin
sedikit lapangan kerja, semakin sedikit pula
kesempatan masyarakat untuk memperoleh
pekerjaan. Pada akhirnya, masyarakat yang
tidak memperoleh pekerjaan dan tidak
mempunyai skilluntuk berwirausaha, akan
tenggelam dalam kelompok pengangguran.
Dengan semakin banyaknya hotel dan tempat
wisata di Bali, angka pengangguran di Bali
bisa ditekan dengan cukup signifikan.
Terbukti, menurutdata Badan Pusat Statistik,
tingkat pengangguran di Bali terus mengalami
penurunan dalam kurun waktu 2015 –2018.
Angka terkecil terdapat pada tahun 2018 yaitu
sebesar 1,37% yang menyebabkan Provinsi
Bali menjadi provinsi dengan tingkat
pengangguran terendah di Indonesia. Hal ini
sejalan dengan semakin dibutuhkannya orang-
orang yang berusia produktif untuk menjadi
bagian administratif di perhotelan maupun
pariwisata lainnya.
Meski tingkat pengangguran di Bali paling
rendah di Indonesia, ternyata tingkat
pengangguran tersebut mengalami kenaikan
di tahun 2019 ini. Menurut data Sakernas, di
tahun 2019 ini Bali mengalami kenaikan
menjadi 1,52%. Meskipun ada kenaikan,
tetapi situasi ketenagakerjaan di Bali sampai
saat ini masih menunjukkan gambaran yang
tidak mengkhawatirkan. Kepala BPS Bali,
Adi Nugroho,mengatakan bahwahampir
seluruh penduduk usia kerja di Bali akan
mendapatkan ruang untuk bekerja.
Penulis : Mahsa Hisanah Dalilah, mahasiswi
Program Pendidikan Vokasi Universitas
Indonesia. (boy/nova marpaung)