JAKARTA, jayaposnews.co.id — Akhirnya Tim 11 Ajak Tutup TPL akan diterima Presiden Jokowi di Istana Negara, Jumat 6 Agustus 2021.
44 hari perjalanan Tim 11 Ajak Tutup TPL dari Toba ke Jakarta dengan tuntutan agar PT. TPL (PT. TOBA PULP LESTARI) ditutup peemanent. Hal ini dilakukan karena PT. TPL diduga menyengsarakan dan mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat banyak, dan merusak lingkungan.
Besok tim 11 akan menyampaikan Aspirasi Masyarakat kepada Presiden Jokowi, agar PT. TPL ditutup secara permanent (untuk selamanya).
Sudah sangat lama PT. Inti Indorayon Utama atau yang sekarang dinamakan PT. Toba Pulp. Lestari (PT. TPL) yang berada di Sosor Ladang, Porsea, Kab. Toba, Sumateta Utara, merugikan masyarakat di Sumatera Utara. Kerusakan lingkungan hidup yang dilakukan PT. TPL mengakibatkan kerugian, kesengsaraan, dan penderiatan rakyat.
Banjir Bandang yang terjadi di Parapat, Sumatera Utara, 13 Mei 2021 diduga karena PT. TPL, dimana konsesi lahan PT TPL diduga sebagai penyebab banjir bandang tersebut. Banjir Bandang yang terjadi 13 Mei 2021 di Parapat tersebut hanya salah satu karena perbuatan PT. TPL, masih banyak lagi kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan kehadiran PT. TPL.
Banjir bandang yang terjadi juga karena masifnya pembukaan tutup Kawasan Hutan yang dilakukan berbagai pihak, termasuk Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Toba Pulp Lestary (TPL) yang berpengaruh terhadap ketidak seimbangan ekosistem (sumber: Berita online : Rusaknya Hutan Picu Banjir Bandang Simalungun, mediaindonesia. com, 22 Mei 2021)
Peristiwa lain yang baru terjadi pada tangga 18 Mei 2021 adalah Para karyawan PT. TPL melakukan kekerasan terhadap masyarakat adat Natumingka , kabupaten Toba, Sumatera Utara, akibatnya puluhan masyarakat mengalami luka.
Peristiwa kekerasan itu terjadi karena Masyarakat Adat Natumingka menolak aktivitas PT. TPL melakukan penanaman bibit eucalyptus di wilayah adat Natumingka.
Penolakan penanaman bibit eucalyptus itu dilakukan Masyarakat Adat Natumingka untuk mempertahankan wilayah adatnya, karena Masyarakat Adat Natumingka sudah ratusan tahun menguasai dan mengelola wilayah adat peninggalan leluhurnya.
PT. TPL mengklaim secara sepihak, bahwa sebagian besar wilayah Adat Natumingka sebagai konsesi PT. TPL. Padahal faktanya, Masyarakat Adat Natumingka sudah ratusan tahun menguasai dan mengelola wilayah adat titipan leluhurnya. Ini jelas perampasan tanah adat masyarakat Adat Natumingka.
Sebenarnya PT. TPL bukan hanya berkonflik dengan masyarakat Adat Natumingka, tetapi juga dengan masyarakat adat lain, dimana wilayah adat masyarakat diklaim sepihak oleh PT. TPL sebagai konsesi PT. TPL. Akibatnya adalah masyarakat adat kehilangan tanah adatnya.
Karena itulah sudah saatnya PT. Toba Pulp. Lestari (PT. TPL) segera ditutup selamanya karena sangat merugikan dan menyengsarakan rakyat.
Perlu diketahui, bahwa tuntutan penutupan PT. TPL ini sudah lama, bukan ini yang pertama. Waktu Habibie presiden, PT. TPL pernah ditutup sementara. Seharusnya penutupan PT. TPL ini bukan sementara tapi selamanya
Karena itu Presiden Jokowi diharapkan mendengar Aspirasi Masyarakat yang disampaikan TIM 11 Ajak Tutup TPL ini untuk menutup PT. TPL secara permanent (selamanya). Penutupan PT. TPL ini untuk keselamatan lingkungan hidup dan Rakyat. (Redaksi JPN)