Jakarta, www.jayaposnews.co id — Wakil Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Juaini membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Pademangan tahun 2022 di Ruang VIP, Lantai 2 Kantor Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Rabu (9/2). Pada kegiatan yang dilakukan secara daring dan luring ini, sebanyak 535 usulan dilanjutkan ke tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara.
“Dalam kesempatan yang baik ini, saya sampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh peserta yang telah menyempatkan diri untuk hadir secara daring dan luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19,” kata Wakil Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Juaini.
Juaini berpesan dalam Musrenbang ini harus melakukan verifikasi dan validasi terhadap usulan kegiatan dengan memperhatikan hasil rekomendasi dari Tim Teknis.
“Usulan kegiatan yang memiliki kejelasan, keakuratan dan kelengkapan dokumen pendukung, wajib diterima oleh Camat, dengan status diakomodir di tahun 2023 atau diakomodir dikerjakan di tahun 2022. Sementara itu, usulan kegiatan yang memiliki nilai volume tidak wajar dan/atau tidak memiliki dokumen pendukung dapat ditolak. Kepada Tim Teknis agar melaksanakan survei terhadap kejelasan atribut usulan asmas (seperti alamat lokasi, volume, dimensi serta status kepemilikan asset) dengan sungguh sungguh, teliti dan cermat,” ucapnya.
Juaini berharap seluruh usulan Musrenbang Kecamatan Pademangan kedepannya dapat menjawab kebutuhan masyarakat Pademangan.
“Mudah-mudahan seluruh usulan yang menjadi prioritas kecamatan dapat terealisasi tepat waktu, sehingga mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta Utara, khususnya masyarakat Kecamatan Pademangan,” tuturnya.
Sementara Camat Pademangan, Didit Mulyadi mengatakan ada sebanyak 535 usulan masyarakat.
“Usulan fisik sebanyak 315, usulan non-fisik 22, dan usulan barang sebanyak 198. Selain itu, kami dari pihak kecamatan mempunyai dua usulan prioritas untuk diteruskan ke tingkat kota dan provinsi, yakni Jalan rendah atau cekung yang berada di depan Lantamal III, Jalan Gunung Sahari. Dengan kondisi tersebut menyebabkan sering terjadi genangan. Untuk yang kedua adalah posisi air Kali Muara Ciliwung yang lebih tinggi dari daratan, yang kerap meluap dan menyebabkan genangan. Kami berharap peninggian sheet pile Kali Muara Ciliwung tersebut,” tuturnya.
(Rosid/Yuyun Yuliana)