MUARA TAPUT, Jaya Pos News — Desa Batu Binumbun adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Desa Batu Binumbun ini juga terletak di pinggir Danau Toba yang berseberangan dengan Pulau Sibandang yang juga satu Kecamatan yaitu Kecamatan Muara. Batu Binumbun dan Pulau Sibandang adalah daerah penghasil Mangga. Pohon mangga tersebut adalah peninggalan kakek moyang yang turun temurun dikelola cucu buyutnya.
Mangga di Desa Batu Binumbun dan Pulau Sibandang ini terlihat kecil-kecil tidak seperti mangga dari daerah lain besar-besar. Kendati mangga itu kecil-kecil tidak kalah manisnya dengan harumnya. Makanya mangga dari Muara ini memiliki ciri has dan memiliki harga tersendiri. Rata-rata masyarakat Sumatera Utara (Sumut) khususnya masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara sangat mengenal betul mangga dari Pulau Sibandang dan Desa Bafu Binumbun itu.
Nainggolan Parhusip Admin Group Sampuran News (GSN) yang tinggal di Jakarta juga mengomentari keberadaan mangga di Pulo Sibandang. Menurutnya, mangga dari Pulo Sibandang sudah mendunia akibat dari rasa manisnya. Mangga tersebut kecil-kecil tapi manisnya bukan main. Dulu di kampung makan mangga tidak pernah dibuang kulitnya langsung dikunyak dan ditelan. Hanua saja masyarakat Pulo Sibandang seperti tidak serius untuk merawat mangga tersebut, sehingga belakangan ini semakin menurunpenghasilan mangga dari Pulo Sibandang, uja Naingholan.
Mari kita dengarkan penjelasan salah seorang warga Desa Batu Binumbun bernama Frans Prano Siburian yang menjelaskan tentang keberadaan mangga di daerah tempat kelahirannya. Ayo tidak ada yang busuk mangga ini, manis, harum sungguh luar biasa.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara Utara mempersembahkan, saya tinggal di Desa Batubinumbun dan warga di sini mayoritas punya tanaman pohon mangga mulai dari orang tua kami bahkan oleh nenek moyang kami sudah mengenal mangga dan diwariskan kepada kami sekarang mungkin seperti yang di sekitar saya ini usia mangga ini sudah ada usianya kurang lebih 150 tahun, juga ada yang sebagian yang ditanam orang tua kami kebetulan mungkin sudah berusia 15 sampai 20 tahun.
Selama ini kami bangga, dan kami bisa menggantungkan nasib atau kehidupan dari hasil penjualan mangga, kalau situasinya lebih baik cuaca mendukung dan pasar atau harga dari penjualan. Pembeli mangga tinggal panggil sendiri dan mereka siap untuk memetik sendiri. Di lokasi ini mungkin ada sekitar kurang lebih 150 batang pohon mangga. Contoh pohon yang sudah tua dan kebetulan cabangnya juga banyak di satu pohon ini, kalau sudah tua bisa menghasilkan sampai kurang lebih 300 sampai 400 kilo sampai habis.
Bukan sekali panen, berat kalau kami di sini panennya dua kali seminggu dan biasanya kalau sudah musim panen bisa sampai 2 bulan di lokasi pohon mangga, Ini mangga yang sudah tua ada sekitar 50 batang dan antara 15 sampai sekitar 100 batang. Kalau misalnya yang 50 batang ini tua 70% bisa menghasilkan 200 kilo 50 batang, dijual dengan harga di pasar Rp 7.000 per kilo. Ýang masih muda dipeekirakan rata-rata 100 kilo sampai habis panen dikali 100 batang seperti bisa sampai 10 ton Rp 7.000,- bisa kita dapat sampai 70 juta sekali panen.
Bisa kita kumpulkan sampai 100 kurang lebih, berani biaya perawatan panen ya laba bersih bisa kita kumpul sampai kurang lebih 50 sampai 70 juta ini keunggulan mangga dari Muara. Memang mangga ini bentuknya agak kecil, tapi warnanya lumayan menarik, di sini umumnya kami jika habis panen bisa langsung dimakan dengan kulitnya dan rasanya sangat manis, ini langsung dimakan berikut sama kulitnya tidak ada busuk. Jika perawatan mangga itu dirawat dengan baik pasti hasilnya baik juga, hasilnya bagus, manis, tutur Fras sambil mempertontonkan.
Harapan kami petani mangga ini, untuk ke depan kami mohon kepada pemerintah terutama ke Bupati Cq Dinas Pertanian Taput, ke depannya bagaimana produksi mangga kami ini bisa lebih baik bermanfaat untuk turun temurun keluarga, harus dibuat seperti apa. Kami berharap Bupati bersedia membuat atau pengadaan pelatihan atau kemungkinan mungkin hari depan produksi mangga kami ini bisa kami produksi menjadi jus atau semacamnya bisa kami diajari cara bercocok tanam khususnya tanaman mangga dan dibuat pelatihannya.
Dan juga supaya harga mangga naik dan stabil di pasaran atau paling tidak bisa tetap normal, supaya kami petani di sini bisa meningkatkan taraf hidup layak sebagai petani mangga. Terima kasih kepada seluruh pihak terkait Pemkab TapanulibUtara, baik dari pihak Sarana Prasarana (Sarpras) yang telah memberi bantuan pemahaman kepada warga Desa Batubinumbun, karena panen mangga kami ini bisa lancar. Dulu kami kalau panen harus bikin mangga ini ke tepi jalan raya sekarang dengan adanya sarana prasarana jalan yang sudah dilakukan Bupati, ya kami menjual mangga langsung di pohonnya.
Para pembeli yang datang ke pohonnya dan terima kasih kepada Dinas Pertanian yang membantu kami dalam penyuluhan, supaya hasil mangga yang kami tanam bisa lebih bagus dan lebih baik ke depannya. Saudara-saudara semua misalkan yang dari luar Kecamatan Muara yang mau datang menikmati mangga datang saja ke desa kami Desa Batubinumbun mengarah ke danau Toba lokasi kita namanya dusun Tanjung, minumpun bisa akses sampai lokasi ada sarana prasarana jalan yang sudah baik bisa kita menikmati mangga di sini sambil duduk bersantai menikmati lokasi kebun mangga sembari menikmati pemandangan Danau Toba, papar Frans mengakhiri. (Timbul Sinaga. SE)